Wednesday 5 September 2007

Riset Pembuktian Spirulina ( Scientifical research )

Oleh trubus
Senin, 22 Januari 2007 17:03:31

Usia dr Ady Sucipto MPH masih muda ketika letih, mengantuk, keringat mengucur, dan pandangan mulai kabur menghampirinya. Saat itu ia menjelang 40 tahun. Dokter di Surakarta, Jawa Tengah, itu menyangka akibat kelelahan mengurus pasien. Biang kerok semua gangguan kesehatan itu kadar gula darah melebihi ambang batas, 300 mg/dl. Untuk mengatasi diabetes mellitus, ia mengkonsumsi 1 tablet diamicron 3 kali sehari.

Sepuluh tahun kemudian, kadar gula darah membumbung, 500 mg/dl. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu menolak penggunaan insulin yang dalam pemberiannya harus disuntikkan. Musabanya, ia takut jarum suntik. Rekannya, sesama dokter, akhirnya mengganti obat untuk menanggulangi penyakit kencing manis yang diidapnya. Berbagai obat diminum setiap hari sebagai pengganti insulin.

Efek mengkonsumsi obat kimia tampak 10 tahun kemudian. Hasil laboratorium menunjukkan, nilai protein urine Ady positif 4. Padahal, seharusnya negatif. Artinya ginjal tak mampu menyaring protein darah. Tekanan darah sang dokter melonjak 190 mmHg, nilai kadar gula 400 mg/dl dengan kadar insulin kurang dari 3, di bawah kadar normal 3-20.

Lantaran obat kimia tak mampu menyembuhkan, Ady melirik spirulina. Semula ia ragu spirulina mampu menuntaskan penyakit. Ia berpendapat, Kemungkinan besar malah merusak ginjal karena mengandung garam, katanya. Untuk meyakinkan, ia berkorespondensi dengan Bob Capelli, vice president Cyanotech di Kailua, Hawaii, Amerika Serikat. Cyanotech produsen terbesar spirulina di dunia dengan produksi 30 ton per bulan.

Ketika berselancar di dunia maya, Ady Sucipto memperoleh informasi penting. Protein nabati dalam spirulina berisi asam amino yang tidak membebani fungsi ginjal, malah memperbaikinya. Selain itu spirulina juga meningkatkan fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin.
Terbukti klinis

Mulailah Ady Sucipto mengkonsumsi 5 tablet spirulina 2 kali sehari. Tubuh lebih bugar. Selama 1,5 tahun mengkonsumsi spirulina, tak ada keluhan yang dirasakan berkaitan dengan diabetes dan hipertensi. Ia penasaran sehingga mengecek darah ke laboratorium. Hasilnya, menggembirakan. Kadar gula dalam darah 127 mg/dl, kadar insulin darah 12, dan nilai protein urin negatif. Kesimpulannya dr Ady sembuh diabetes tanpa harus disuntik insulin.

Sembuhnya sang dokter dari diabetes banyak dibuktikan oleh periset seperti Takai. Seperti dikutip Japan Society for Nutrition Food Science, ahli nutrisi itu menyatakan, spirulina efektif menurunkan serum glukosa puasa dan glukosa makan. Studi klinis melibatkan 15 pasien diabetes. Penurunan gula darah puasa signifi kan setelah 21 hari mengkonsumsi 2 gram spirulina per hari.

Dalam uji praklinis, spirulina terbukti tokcer menurunkan tekanan darah pada tikus. Begitulah hasil riset Iwata K dari Kagawa Nutrition University, Jepang. Yang paling berpengaruh dalam penurunan tekanan darah adalah asam araknoidat dan nitrat oksida yang menghasilkan cyclooksigenase, pengatur sirkulasi darah.

Asam lemak GLA (gamma linoleic acid) dalam spirulina juga berpengaruh, kata Prof I Nyoman Kabinawa, periset spirulina di Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi-LIPI. GLA merangsang hormon prostaglandin yang mengontrol tekanan darah, sintesis kolesterol, inflamasi, dan pembelahan sel.

Earl Mindell RPh PhD, profesor nutrisi di Pacifi c Western University, Amerika Serikat, mengungkapkan spirulina sumber klorofil tertinggi yang kaya mineral seperti besi, kalsium, seng, potasium, dan magnesium. Vitamin A, B kompleks, dan fenilalanin, menekan selera makan sehingga konsumsi gula dari karbohidrat kompleks dapat dikurangi. Alga mikro itu juga mengandung protein densitas tinggi dan karbohidrat sederhana yang menghasilkan energi tanpa memerlukan insulin berlebihan untuk mencernanya. Dengan begitu, kadar gula darah tetap terkontrol.
Myoma

Spirulina tak hanya menyembuhkan diabetes mellitus. Ratna Tanudjadja di Jakarta menderita myoma. Hasrat sembuh mendorong Ratna mengkonsumsi spirulina cair 3 kali sehari masing-masing satu sachet isi 10 ml. Sebulan berselang, nyeri saat menstruasi mereda. Hasil pemeriksaan ulang, ukuran myoma di rahimnya hilang sama sekali. Menurut Richard Kozlenko DPM PhD MPH, ahli biokimia nutrisi dari University of South Carolina, spirulina menghambat tumor dan kanker. Myoma salah satu tumor karena pertumbuhan sel otot rahim tidak terkontrol. Kelainan pertumbuhan sel itu disebabkan oleh rusaknya DNA. Biasanya kerusakan DNA diperbaiki oleh enzim endonukleus. Radikal bebas menonaktifk an aktivitas enzim itu sehingga memicu tumor. Polisakarida spirulina meningkatkan aktivitas enzim endonukleus dan memperbaiki sintesis DNA.

Peneliti-peneliti lain membuktikan, kalsium-spirulan atau ekstrak air spirulina yang telah dimurnikan bersifat antivirus. Senyawa itu molekul gula terpolimerisasi yang mengandung sulfur dan kalsium. Hamster yang diberi ekstrak spirulina, lebih tahan terhadap infeksi virus herpes. Uji antiviral juga dilakukan pada sel manusia dan kera yang dikulturkan pada media. Kedua sel itu kemudian diinfeksi oleh virus HIV-1, herpes simpleks, sitomegalovirus, influenza. Hasilnya, perkembangan keenam virus itu terhambat.

Menurut Richard sebelum menyerang virus menempelkan dirinya pada membran sel. Kemudian virus menembus membran dan menginfeksi sel. Berkat spirulina, membran sel tubuh menguat sehingga virus gagal menembus membran. Sel tubuh pun aman dari infeksi. Karena tidak mendapatkan inang, virus tak bisa memperbanyak diri. Akibatnya, ia terbunuh oleh sistem kekebalan tubuh.

Dengan efek terapi seperti itu, spirulina berpotensi untuk mengobati AIDS. Maraknya penelitian keampuhan spirulina menyembuhkan berbagai penyakit, membuat beberapa dokter tak segan menyarankan spirulina untuk pengobatan. Dr Zen Djaja MD, di Malang, Jawa Timur, sejak 2 tahun lalu meresepkan spirulina. Ia mengatakan, spirulina bermanfaat untuk pemulihan banyak penyakit, terutama yang berkaitan dengan degeneratif (menurunnya fungsi-fungsi sel).

Kandungan gizinya amat lengkap, ia juga kaya vitamin, mineral, protein, dan sebagai sumber klorofil, katanya. Protein yang lengkap dengan asam amino esensial berfungsi untuk membangun sel-sel tubuh.

Uji klinis menunjukkan spirulina ampuh mengatasi kolesterol tinggi. Tanaman bersel satu itu digunakan sebagai diet para pekerja berkadar kolesterol tinggi, hipertensi ringan, dan hiperlipidemia. Dosis konsumsi 4,2 g serbuk spirulina setara 8 tablet per hari. Sebulan kemudian, kadar kolesterol darah turun 4,5% dari 244 menjadi 233. Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) kolesterol turun 6,1%. Periset Universitas Tokai, Jepang, yang menguji klinis menyimpulkan spirulina menurunkan kadar kolesterol darah sehingga sangat baik untuk penyakit jantung dan arteriosklerosis.

Hasil uji prakinis di Jepang membuktikan anggota famili Cyanophyceae itu mengurangi keracunan ginjal terhadap logam berat merkuri dan beberapa antibiotik. Riset diarahkan pada dua indikator yaitu nitrogen darah dalam bentuk urea dan serum kreatin. Bila tikus percobaan diberi 30% spirulina, nitrogen darah dan serum kreatin menurun secara drastis. Bahkan setelah tikus-tikus percobaan diinjeksi dengan dosis merkuri tinggi, nitrogen darah bertambah 310%. Setelah diberikan spirulina, beberapa jam kemudian nitrogen darah turun menjadi 209%. Begitu juga serum kreatin, dari 198% turun menjadi 157.

Keunggulan spirulina asam nukleatnya lebih rendah ketimbang bakteri. Jadi tidak menyebabkan penyakit ginjal, ujar peneliti alga Pusat penelitian dan pengembangan Oseanologi Drs Sutomo MSi. Berbagai penelitian itu mengungkapkan keistimewaan spirulina. Meski ukurannya superliliput, 1 mm, tetapi faedahnya amat besar. Dan itu dibuktikan melalui serangkaian riset. (Sardi Duryatmo/Peliput: Vina Fitriani)

Source : http://www.trubus-online.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=3&artid=501

No comments: